Saturday, February 8, 2014

Negeri Fantasi dan Mimpi-Mimpi yang (mulai) Terwujud

Dahulu ada seorang anak kecil.
Ia suka sekali membaca. Komik adalah favoritnya.
Saat itu komik-komik yang berasal dari Jepang mulai menjamur di Indonesia, beriringan dengan kartun, serial Baja Hitam, yang juga berasal dari negeri yang sama..
Dari situlah ia pertama kali mengenal Jepang.

Ia suka menonton, tapi ia lebih suka membaca.
Ia selalu antusias jika kedua orangtuanya mengajaknya ke mal.
Karena disitu ada toko buku, dan ia sering diberi uang untuk membeli komik yang disuka. 
Maka, anak kecil ingusan itu banyak menghabiskan waktunya dengan membaca komik seperti Doraemon, Dragon Ball, KungFu Boy, Shoot!, Kobo Chan, dan Offside.
Hari-hari dilaluinya dengan berbagai macam petualangan dari komik yang ia baca.

Jepang sebagai sebuah negeri, baginya adalah dunia yang sama sekali berbeda.
Dari komik-komik yang dibacanya, ia selalu membayangkan negeri itu adalah negeri yang magis. Penuh dengan fantasi. 
Dari komik ia mengetahui bahwa negeri itu berisikan orang-orang yang ramah, dan memiliki berbagai macam kebudayaan yang menarik, tempat yang seru, dan makanan yang lezat.
Seringkali ia membayangkan asiknya jika suatu hari nanti ia benar-benar dapat berkunjung disana dan membuktikan apa yang sering ia baca dalam komik.
Namun, ia selalu menganggap itu hanya mimpi kosong saja, hampir mustahil baginya untuk bisa kesana.
Tapi ia tetap menyimpan mimpi itu di dasar hatinya.

******************************************************************************

16 tahun berlalu, anak kecil itu kini telah tumbuh dewasa.
Banyak hal berubah, tapi tentu saja banyak pula yang masih sama seperti dulu, saat ia kecil.
Ia masih suka membaca. Komik masih jadi favoritnya.
Sama seperti saat ia kecil, mimpi untuk ke Jepang tetap menyala di hatinya.

Saat ini ia sedang sibuk di depan komputer. 
Memilih-milih foto yang akan ia upload di akun Facebooknya.

Momen dalam foto itu adalah momen yang spesial,
momen-momen selama ia ada di Jepang.

Ya, mimpinya sebagai anak ingusan 16 tahun yang lalu, akhirnya nyata.
Negeri yang ia dambakan akhirnya berhasil ia sambangi.
Tanahnya ia injak. Udaranya ia hembus. Keindahan dan segala daya magisnya ia serap dengan penuh sukacita.
Selama 8 hari, ia seperti hidup dalam dunia yang berbeda. Dunia mimpi.
Namun bedanya, kali ini ia tak perlu menyubit pipinya keras-keras untuk terbangun.

Mimpi anak itu mulai terwujud.
Mungkin ini saatnya mengembangkan sayap dan mewujudkan mimpi yang lain.

"Old Trafford!!!" 
Gumam anak itu dalam hati.