Saturday, January 7, 2012

Selamat Datang di Tempat Terakhir

Kemaren gue baru ngeliat Facebook dari orang yang baru saja meninggal dunia.
Apa yang gue lihat disana amat memilukan. Ada seorang yang menulis, "Lo bilang abis pulang dari sana lo mau ke rumah gue... gue gak nyangka lo gak bisa kesini lagi. Selamat jalan kawan.. :(" Lalu ada juga yang menulis "masih kebayang jailnya lo. Semoga semua amal dan kebaikan lo diterima Allah SWT... Amin"

Dan berbagai macam ungkapan duka cita lain.

Gue tidak mengenal almarhum, tapi apa yang tertulis disana cukup membuat gue terharu dan sedih.

Ada seorang temen gue yang meninggal setahun lalu. Dan beliau sudah gue anggap seperti abang sendiri. Beliau adalah orang yang sangat sangat sangat baik. Sepanjang gue kenal, gak pernah sekalipun beliau bikin gue kesel atau marah.
Sampe sekarang, gue masih ga sanggup buka Facebook nya. Takut sedih lagi soalnya.
Mungkin gue terlalu lebay atau gimana kali yaa... hehehehe....

Tapi, hal-hal kaya gitu yang bikin gue bertanya-tanya, seperti apa gue nanti saat gue harus meninggalkan dunia?

Gue bukan manusia yang baik hati seperti Bunda Theresa.
Gue bukan sosok tampan seperti Brad Pitt.
Gue bukan orang yang jenius seperti Albert Einstein.
Dan yang pasti, gue bukan orang yang sholeh layaknya Ustadz Solmed.

Apa yang orang-orang pikirkan ketika mereka menghantar gue ke peristirahatan terakhir?
Apakah yang datang banyak? Apakah mereka sedih?
Apakah mereka merasa kehilangan? Apakah mereka benar-benar ikhlas mendoakan gue?

Kita bisa tahu bagaimana seseorang menjalani hidupnya berdasarkan apa yang terjadi saat pemakamannya.

Orang yang baik adalah orang yang diingat oleh banyak orang karena perbuatannya.
Orang yang baik adalah orang yang ketika dia pergi, dia meninggalkan senyum penuh arti pada orang-orang yang ditinggalkan ketika mereka mengenangnya.
Orang yang baik adalah orang yang ketika tiba pemakamannya, orang-orang berduyun-duyun datang untuk mengantarkannya ke tempat terakhir.

Saat menulis ini gue sadar kalo gue harus menjalani hidup ini sesuai yang gue mau. Jadi diri sendiri dan memberikan yang terbaik untuk orang-orang yang gue sayang. Gue harus bikin bangga keluarga gue, terutama orang tua. Gue harus selalu ada buat sahabat-sahabat gue. Gue harus raih semua cita-cita gue. Sehingga saat gue harus pergi, gak ada penyesalan yang menghantui. Gak ada sesuatu yang mengganjal. Jadinya gue bisa pergi dengan tenang.

Jika pada saatnya nanti gue ditanya, "sudah siapkah kau untuk pergi?" , gue akan menjawab dengan mantab, "Saya siap, silahkan ambil ruh saya. Saya memang punya banyak dosa, tapi saya telah menjalani hidup saya seperti yang saya inginkan. Kalo pun ada yang benci saya, saya akan terima. Karena saya sadar kalo saya gak mungkin memuaskan semua pihak."

Kita semua pasti akan meninggal.

Sekarang pertanyaannya, seperti apa kita mau dikenang oleh orang lain?