Tuesday, December 6, 2011

Perut



Coba perhatikan gambar diatas.
Apa yang terlintas di pikiran ketika pertama kali Anda melihat gambar tersebut?
Laper, kenyang, gendut, kurus, kerempeng, buncit, six pack?
Bagi saya, yang pertama kali terlintas saat melihat gambar tersebut adalah huru hara.
Ya, huru hara.

Ngaco? Mungkin.
Terlalu mengada-ngada? Mungkin juga.

Tapi saya punya alasan mengapa saya berkata seperti ini.
Karena perut memegang peranan penting dalam berbagai macam keributan dan kerusuhan yang terjadi negeri saya, Indonesia.

Saya coba menganalisa berbagai macam peristiwa kerusuhan yang terjadi. Dan saya mendapatkan beberapa kesamaan pada hal tersebut.

1. Orang-orang yang terlibat dalam kejadian tersebut bermuka ganas.
2. Mereka hilang kendali. Berteriak terus menerus dan merusak fasilitas adalah beberapa tindakan yang sering mereka lakukan.
3. Mereka bergerak berkelompok. Kompak namun kurang teratur.
4. Beringas dan brutal. Dan emosi semakin menambah kadar keberingasan mereka.

Dan, tahukah kawan apa yang menyebabkan mereka seperti itu?
Perut. Saya harus mengatakannya sekali lagi. Itu semua karena perut.

Jangan mengerenyitkan dahi seperti itu kawan.
Saya tidak berbohong.

Sekarang, coba kita analisa lagi.

Manusia diciptakan dengan berbagai macam kebutuhan. Dari berbagai macam kebutuhan itu terdapat 3 kebutuhan yang wajib dipenuhi, yaitu sandang, pangan, papan. Namun hanya ada 1 kebutuhan yang paling pokok dari dari 3 kebutuhan tersebut, yaitu pangan.

Ketika manusia tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya, dia akan merasa lapar. Dan ketika lapar, manusia cenderung akan menjadi uring-uringan.

Orang-orang yang lapar, bertindak dengan insting.
Orang-orang yang lapar, sangat mudah disulut emosinya.
Orang-orang yang lapar, (kadang) terlihat seperti hewan.

Coba Anda bayangkan kondisi seperti ini:

Kondisi pertama
Anda sedang dalam keadaan lapar sekali dan Anda sedang berjalan mencari makan di sebuah jalan besar. Akhirnya Anda menemukan sebuah restoran dan Anda makan di sana. Selesai makan Anda berjalan keluar untuk kembali beraktivitas. Tiba-tiba seseorang menyenggol tubuh Anda dan dia cuek saja sambil terus berlalu. Apa yang Anda lakukan terhadap orang tersebut? Paling-paling Anda hanya akan berteriak, "Woy kalo jalan yang bener dong!"

Kondisi kedua
Anda sedang dalam keadaan lapar sekali dan Anda sedang berjalan mencari makan di sebuah jalan besar. Akhirnya Anda menemukan sebuah restoran dan ketika Anda berjalan kedalam, tiba-tiba seseorang menyenggol tubuh Anda dan dia cuek saja sambil terus berlalu. Apa yang Anda lakukan terhadap orang tersebut?
Tarohan sama saya, Anda pasti langsung ingin menghajarnya!

Ketika kita mampu memenuhi kebutuhan, kita merasa puas dan tenang. Sehingga kita mampu berpikir rasional.

Namun, ketika kita tidak mampu memenuhi kebutuhan, ada ketidakpuasan dalam diri kita sehingga kita lebih mengikuti insting hewan kita.
Dan, itulah yang terjadi ketika kita lapar.

Jika saja sebagian besar manusia di negeri ini punya perut yang kenyang, saya berani bertaruh apa saja dengan Anda, bahwa kerusuhan, huru-hara, kekacauan dan berbagai tindakan destruktif lainnya pasti tidak akan terjadi. Atau minimal akan berkurang jauh.

Sayangnya, kondisi di negeri in i justru sebaliknya. Banyak manusia yang kelaparan, banyak manusia yang perutnya kosong sehingga membuat mereka berpikir dan bertindak mengikuti insting hewannya. Oleh karena itu di negeri saya, setiap hari banyak kerusuhan dan kekacauan.

Yah, begitulah teori saya. Setuju atau tidak, itu terserah Anda.

Sebaiknya saya mengakhiri post ini karena perut saya sudah keroncongan.
SELAMAT MENGISI PERUT :)