Monday, April 22, 2013

Semalam adalah Selamanya

Malam ini. Hujan. Deras.
Para penabur air sedang berpesta diatas sana.
Para pemimpi terlelap dalam ikatan fantasi.
Para pembohong sedang menderita dalam bualannya.
Sementara di sudut malam, si pemalas sedang asik bermain kata-kata.

23 telah berlalu. 
Semalam ia menangis di pangkuan Ibu.
Malam itu dahinya disapu oleh doa yang paling putih.
"Semoga kebahagiaan selalu ada di sisimu, nak", ujarnya.

Yang tak pernah orang tahu, 
jauh diatas sana, Tuhan sedang tersenyum sambil menyeka air mata.



Thursday, April 4, 2013

Dekat yang Jauh

Malam yang penat, mengaburkan rasa yang melingkar.
Kamu melaju dalam bisingnya kota, ingin pulang ke tempat kamu biasa bersandar.
Saat itu kamu sadar besarnya makna sebuah perjuangan.

Tak perlulah susah payah mencari inspirasi untuk hidup yang hebat.
Mendengarkan lagu-lagu pembangkit semangat.
Memborong ratusan buku berisikan tips-tips tentang bagaimana menjalani hidup yang luar biasa.
Atau menonton film tentang kisah hidup orang lain, yang sama sekali asing.

Cukup lah lihat kerja keras Bapakmu untuk bisa membesarkanmu.
Lihat peluh di pelipisnya saat ia pulang ke rumah, sambil membawa martabak kesukaanmu.
Rasakan pening di kepalanya, saat ia tahu bayaran sekolahmu naik terus.
Pahami kekecewaannya, saat ia tak bisa memenuhi permintaanmu.
Sadari kalut di hatinya, saat ia harus mengutang kesana kemari agar hidupmu tetap nyaman.
Ia bukanlah Bapak yang sempurna. Tapi pengorbanannya untukmu sempurna.
Kamu akan jadi orang yang hebat jika kamu bisa menyamai perjuangan Bapakmu.

Kini kamu telah tiba di tempat itu.
Ketika kamu melihat Ibumu sedang lelap dalam pelukan mimpi.
Selalu ada tekad yang meledak-ledak dalam hatimu.

Tak perlulah sibuk mencari cara agar semua keinginanmu tercapai.
Mengikuti seminar-seminar bertema mimpi dan cita-cita.
Menuruti bualan para motivator di televisi.
Atau yang paling hina: mengalalkan cara yang kotor.

Cukuplah minta doa restu Ibumu.
Dengarkan untaian namamu dalam tiap sujud terakhir sholatnya.
Lihat senyum di bibirnya saat tahu kamu telah tiba setelah seharian tidak di rumah.
Rasakan lembut jarinya, saat ia menenangkanmu dari amarah.
Pahami ketegasan sikapnya, saat kamu berdebat karena beda pendapat.
Ia bukanlah Ibu yang sempurna. Tapi kasihnya untukmu sempurna.
Kamu akan jadi orang yang hebat jika kamu bisa menyamai lembutnya hati Ibumu.

Cinta paling sempurna bukanlah kisah roman yang dibungkus oleh konflik yang rumit dengan akhir yang bahagia.
Cinta yang paling sempurna bisa kamu lihat dari pancaran senyum di wajah Bapak Ibumu, ketika kamu membuat mereka bangga.

Manusia memang tak pernah sadar betapa mereka selalu mencari ilusi yang jauh, hampir tak terjangkau.
Sibuk dengan ini itu. Tanpa sadar bahwa sesuatu yang terbaik sesungguhnya ada di depan mata.
Nyata.