Sunday, January 18, 2015

Untuk Tim yang Paling Saya Sayang

Tahun 2011 tepatnya bulan Desember tanggal 10, saya melihat penampakan 16 gadis muda yang sedang menari di panggung. Lantas saya langsung bergumam, "duh laper".. eh salah, maksudnya "wah ini girlband banyak banget personilnya, mau bikin kelurahan baru ya?". Karena memang saat itu sangat tidak lazim ada girlband dengan personil sebanyak itu.



Itulah awal perkenalan saya dengan JKT48.

Saya yang saat itu awam sekali tentang JKT48, mencoba untuk mencari info lebih lanjut. Saya buka Youtube, saya search di google, saya baca artikel-artikel tentang mereka, saya tonton lagi mereka di acara lain, dan akhirnya...... saya suka.

Yang saya lihat di TV adalah member-member Generasi 1 JKT48. Para pelopor. Fondasi JKT48 dimulai dengan kehadiran mereka.

Kurang lebih 1 tahun kemudian, terbentuklah Tim J di sebuah konser ulang tahun yang tidak bisa saya hadiri. Saya yang mengikuti kiprah mereka dari masih menjadi Trainee, tentu senang sekali saat itu. Apalagi, oshi saya, Devi Kinal Putri, terpilih menjadi Kapten di Tim J. Kebahagiaan saya malam itu menjadi 2x lipat.

Mulai hari itu, saya berikrar pada diri saya sendiri untuk terus mendukung Tim J.

Tanggal 23 Desember 2014, Tim J berulang tahun yang ke 3.

Banyak yang telah terjadi dalam kurun waktu 3 tahun ini. JKT48 kini tumbuh perlahan menjadi idol group yang besar dengan beranggotakan 68 member terbagi atas 3 tim, Tim J, Tim K3, dan tim trainee. Perubahan yang ada di dalam JKT48 pun banyak sekali.

Yang tak berubah hanya saya, yang tetap mendukung Tim J dengan sepenuh hati, sama seperti 3 tahun yang lalu.

Banyak alasan orang untuk memilih tim favoritnya sendiri. Apalagi di fandom ini yang profil fansnya sangat amat heterogen. Setiap orang punya kesukaannya sendiri dan tentu saja tak ada yang salah dengan itu.

Jika ditanya alasan kenapa saya memilih J sebagai tim yang paling saya sayang, mungkin karena di Tim J saya menemukan kenyamanan. Di Tim J lah saya seperti sedang berada di tempat yang sudah saya tinggali sekian lama. Tim J adalah rumah saya.

Selama 3 tahun ini, Tim J juga mengalami berbagai macam peristiwa, dan tidak semuanya menyenangkan. Layaknya pelaut yang menerjang ganas nya samudera, Tim J juga beberapa kali diterpa badai (yang bukan Veranda). Tapi memang, Tim J adalah tim terkuat. Sampai sejauh ini mereka bisa mengatasinya. Walau tidak sempurna, tapi mereka mengatasinya bersama-sama. Itu yang paling penting. Karena dengan bersama-sama, mereka bisa belajar lebih banyak lagi.

Saya tau dan sangat paham sekali jika Tim J memiliki kelemahan. Seperti halnya semua yang ada di alam semesta ini, tak ada yang sempurna. Tapi itu bukan alasan untuk lantas pergi meninggalkan Tim ini dan berpaling ke yang lain. Saya yakin para member pun tau dan berusaha memperbaikinya dan tugas saya adalah mendukung mereka, tanpa harus menjadi buta dan terlena.

Sejak awal saya mulai menyukai JKT48, wajah-wajah yang saya kenal, momen-momen seru yang saya alami, dan berbagai macam dinamika fandom yang telah saya arungi, adalah bersama-sama mereka, Tim J. Saya akan selalu mendukung mereka dengan cara saya. Entah apapun nanti yang terjadi.

Mungkin nanti JKT48 dan Tim J akan berubah. Mungkin nanti Tim akan terus bertambah. Beberapa member akan datang dan pergi mengisi Tim J, lalu memberi warna baru. Tapi, Tim J akan selalu menetap di hati saya. Tim J akan selalu bersama saya. Sebagai tim terkuat, tim yang membuat saya nyaman, sebuah rumah yang memilih saya untuk jadi bagian darinya.

Terima kasih untuk semua usaha keras, senyuman manis, performa seru, momen-momen tak terlupakan dan kegigihannya membangun JKT48. Terus jadi Tim yang solid dengan ikatan yang kuat dan persahabatan yang tak terputus.

Tim Terkuat adalah J! Dan saya sayang Tim J :)








Friday, January 2, 2015

Dia dan Mimpi yang Memberi Kekuatan

Untuk apa kita hidup?

Mungkin tidak semua dari kita tahu pasti.


Karena jawaban atas pertanyaan itu tidak selalu dapat kita temukan secara jelas.

Di antara berjuta makna dan jawaban untuk itu, yang kita tahu pasti adalah semua orang mencari hidup yang bahagia.

Kebahagiaan.

Bentuknya abstrak. Bahkan tidak bisa dijelaskan. Indikatornya macam-macam.

Namun, ada salah satu yang pasti bisa membuat kita bahagia, yaitu saat kita mampu meraih mimpi.

Mimpi.

Tidak ada yang bisa mengalahkan kekuatan mimpi.

Ada seorang gadis yang kita kenal, yang benar-benar bisa menggambarkan seberapa besar kekuatan mimpi.


Mari kita luangkan waktu, beberapa menit saja. Untuk menyimak cerita tentang dia.

Dia gadis biasa saja, awalnya.

Seorang gadis yang hari-harinya diisi oleh sekolah, berkumpul dengan teman-teman, jalan-jalan ke mall, bersantai di rumah, membaca komik favoritnya, menari lagu yang disukainya dan menghabiskan waktu dengan keluarga.

Tapi dia punya mimpi. Dan dia tahu, mimpi itu harus diwujudkan.

Maka berangkatlah dia… mengejar mimpinya.

Bersama dengan teman-teman dengan mimpi yang sama, bergabung di sebuah grup.

Di grup itu, dia bukan yang paling cantik. Bukan juga yang suaranya paling bagus, aktingnya paling memukau atau gayanya paling stylish.

Jadi, pada awalnya dia hanya berdiri di belakang barisan, saat teman-temannya tampil dengan lincah di depan, bertabur gemerlap cahaya.

Tapi dari belakang, dia banyak belajar.

Belajar mencari karakternya. Belajar mengetahui kelebihannya. Belajar menambal kekurangannya.

Maka, berjuanglah dia dengan mengorbankan banyak hal.


Hari-harinya dipenuhi tanggung jawab dan ekpektasi yang harus dia penuhi. Dia tak bisa lagi hidup seperti sebelumnya.

Namun, dia jalani semua dengan baik. Meskipun kita tahu, itu adalah hal yang sangat berat.

Keadaan ini memang penuh lika-liku.

Karena dia berada di industri yang menuntutnya untuk selalu bahagia.

Menuntutnya untuk selalu tersenyum.

Padahal dia manusia biasa.

Di atas panggung, dia tertawa. Di layar kaca, dia selalu ceria. Menghibur fansnya.

Tapi dibalik semua itu, ada hal-hal yang tak bisa dia bagi dengan fansnya.

Malam-malam saat dia tak bisa tidur karena khawatir.

Malam-malam dimana dia terlalu lelah, sampai ingin marah.

Malam-malam saat dia sudah sangat muak dan ingin berhenti.

Malam-malam di mana dia merasa jatuh dalam sekali….. dan tak ingin bangkit.

Malam-malam yang dia lalui dengan tangisan…..

Dia simpan itu semua, dan dia tanggung tekanan berat itu seorang diri.


Tapi dia yang kita tahu, tidak kenal menyerah.

Untuk mimpinya. Untuk orang-orang yang percaya padanya. 

Untuk orang -orang yang ingin dia buat bangga.

Dia terus berlari…


3 tahun berlalu.... Dia yang gadis biasa saja awalnya, telah tumbuh perlahan menjadi seorang bintang.

Hari ini, gadis itu berulang tahun ke 19.

Sebuah usia yang seharusnya diisi oleh kesenangan masa muda. Tertawa tanpa beban. Bersosialisasi dengan riang, bersenang-senang hingga lupa waktu.

Tapi, gadis itu rela menukarnya dengan peluh keringat, tetes air mata dan usaha keras yang tak habis-habis. Semuanya dia lakukan untuk mimpinya.


Menjadi saksi seorang gadis yang sedang mengejar mimpinya, adalah suatu kebahagiaan tersendiri. Apa yang dilakukannya, membuat banyak orang tergerak untuk mendukungnya. Untuk sekedar mengucapkan semangat padanya, berusaha mengkritiknya saat dia melakukan kesalahan atau menghabiskan waktu, uang dan tenaga untuk menyaksikan perkembangannya.

Tanpa kita sadari.... mimpi gadis itu, kini juga jadi mimpi kita bersama.

Kekuatan mimpi seorang gadis biasa, menular pada banyak orang yang berbagi perasaan yang sama. Gadis itu, adalah alasan banyak orang untuk berani bermimpi dan mengejarnya.
                                                                                     
Jadi, mari bersama-sama mengejar mimpi, karena suatu hal yang diimpikan oleh banyak orang, punya kekuatan yang tak bisa terkalahkan.

Ingatlah selalu, jika kamu ada di titik terendah dalam hidupmu, kamu tak lagi sendirian.

Karena di sampingmu, ada jutaan orang yang bisa memberimu kekuatan ekstra untuk menghadapinya.

Terus kejar mimpimu untuk menjadi bintang. Bukan bintang yang bersinar terang sekali hingga cahayanya menyakitkan mata... tapi bintang dengan sinar yang hangat, yang mampu menjadi penenang orang-orang yang menikmati cahayanya.

Jadilah bintang yang bisa menerangi hati orang banyak, dan memberikan inspirasi.

Selamat ulang tahun, Devi Kinal Putri.



Monday, December 8, 2014

Kokoro no Placard Handshake Event JKT48: 1 Hari yang Penuh Kesan

Pagi ini saya bangun dengan perasaan campur aduk. Antara senang, puas, lelah dan bahagia.
Ya.... intinya sih seneng ya.. Hehehe.... Semua karena saya baru saja mengalami pengalaman yang berkesan, Handshake Event JKT48 Kokoro no Placard. 
Dan tulisan ini saya buat untuk mengabadikan momen-momen dalam acara tersebut :)

Hari Minggu 7 Desember, JKT48 idol group yang udah saya ikuti kiprahnya beberapa tahun belakangan, kembali mengadakan event handshake. Kali ini, event handshake nya cukup rapat dengan yang sebelumnya, hanya berselang sekitar 3 bulan saja. Waktu pengumumannya pun cukup heboh karena banyak yang berteriak, "Duit lagi....duit lagi...." tapi ya tetep aja gitu handshake kemaren rame banget. Handshake yang paling rame malah. Yahh.... namanya juga VVOTA. Gak bisa nahan rindu, walaupun sebentar :)

Handhsake kali ini berlokasi di tempat yang anti-mainstream, Istora Senayan. Karena biasanya JOT milih tempat di Balai Kartini. Mungkin JOT kalah cepet booking tempat, jadi kali ini di Istora deh. 
Saya berangkat dari rumah di daerah Ciledug (kawasan paling elit di Tangerang) jam setengah 9, Pagi itu saya harus terlebih dahulu menjemput teman-teman sejurusan yang pengen nebeng ke Istora, karena saya adalah orang yang teguh dengan prinsip, "Orang baik disayang oshi", jadi ya saya ikhlas menjalani tugas yang bagaikan sopir member: jemput satu per satu orang di rumahnya, lalu berangkat bareng ke Istora. 

Singkat cerita, saya dan keempat teman saya (Ludhy, Bayu, Revaldi, Teguh) sampai di lokasi handshake jam 12 lewat. Karena saya, Ludhy, Bayu, Teguh belum beli tiket, jadi kita harus ngantre dulu. Saat saya tiba, antrean membeli tiket nya panjang............... banget. Ini catatan untuk JOT, karena di handshake sebelumnya, ngantre tiket tuh mudah dan cepet banget. Kemaren, duh... tempatnya panas, yang antre banyak, tapi laptop yang tersedia di kasir, cuma 4 buah. Jadinya lama dan bikin capek banget. 


15 menit berlalu.... 
masih di antrean.

30 menit berlalu....
Udah mulai emosi. Untung bisa ditenangkan dengan ajian-ajian dalam hati, "demi oshi...demi oshi..."
sehingga masih tetap bertahan dan kalem.

60 menit berlalu....
Tiket berhasil di dapat.

YEAHHHH INILAH SAATNYA BERTEMU OSHI!!!!

Saya beli 6 tiket handshake.
2 untuk Nobi di sesi 6.
4 untuk Kinal di sesi 7

Ditambah 3 tiket gratisan dengan Nju di sesi 8, hadiah kuis #GaraGaraShania nya Mas Lintang Pratama :)

Karena waktu sesi 6 masih lama, saya memutuskan untuk ke Dufan dulu. Hahahaha. Ya kali.
Karena sesi 6 masih lama, saya memutuskan untuk nongkrong dan bersilaturahim dengan teman-teman di luar. Ngobrol-ngobrol ngalor ngidul dan ketawa bareng. Kebetulan hari itu ada teman saya yang baru pertama kali ikutan handshake dan asal tau aja, dia ini baru 2 minggu suka JKT48 :)

Okeh... sesi 6 sudah mau dimulai. Saatnya ngantre untuk registrasi. Antrean registrasi ini rame, tapi lebih VVOTAwi dibanding beli tiket tadi. Hanya perlu waktu maksimal 15 menit untuk anter registrasi. 

Kemudian, tibalah di ruang handshake. Ruangnya kecil dan tertutup. Kurang nyaman sih. Tapi the show must go on. Saya langsung menuju bilik dimana Novinta Dhini berada. Lalu antre dengan tertib. Saat mengantre di bilik, banyak orang yang saya perhatikan sedang memikirkan apa yang harus mereka katakan kepada membernya. 

Saya sih enggak.

Udah kapok.
Kemaren-kemaren, di setiap handshake saya selalu nyiapin kata-kata. 
Tapi....

Maju 1 baris, lupa 1 kalimat.
Maju 1 baris lagi, lupa 1 kalimat.
Sampe akhirnya saat tiba giliran saya, ya gitu.... Ilang semua yang mau diomongin.
Makannya untuk handshake kali ini, biarin ngalir aja lah.

Akhirnya tiba giliran saya handshake dengan Nobi.

Nobi: Pelaku Bikin Gesrek
Saya: Korban Gesrek

PBG: Haiii! Apa kabar kak?
KG: baik nob. Hehehe..
PBG: lho kayaknya 1 atau 2 handshake yang kemaren sama aku juga 
KG: iya nob. Handshake kemaren sama Nobi kok. Yang Nobi suruh sering-sering SGan ... (mulai salting)
PBG: Terus sering SG an gak?
KG: kemaren 3x berturut-turut SG lho Nob.
PBG: wahh asik!
KG: (cuma senyum)
PBG: makasih yah kak (sambil ngasih stiker)
KG: eh ini aku juga mau ngasih (menyodorkan stiker juga)

Mas-mas timekeeper mulai narik-narik. 

PBG: wuihh.. Jeritan Hati VVota? (sambil senyum)
KG: makasih ya Nob! (dadah-dadah)
PBG: sama-sama (dadah balik)

Keluar ruang handshake, muka udah random ekspresinya. Tapi seneng :)

Handshake sama Nobi selalu nyenengin. Anaknya ramah dan penuh senyum. Ngobrolnya juga asik :)

Stage pertama: DONE.

Balik menuju luar venue lewatin panggung, ada Kinal, Lidya sama Andela lagi promo Yokosoku ANTV. Mampir bentar liat Kinal, abis itu keluar lagi nunggu sesi 7. 

Di setiap handshake, saya emang jarang banget nonton aksi panggung member di stage. Lebih seru ngobrol sama temen-temen. Saling cerita pengalaman handshake nya masing-masing, lebih seru dan asyik sih kalo buat saya. Jadi saya sama sekali gak nonton aksi panggung member. Kinal aja cuma 1 kali doang tuh, sebentar pula :)

Lanjut sesi 8. Kinal. 

Setelah beberapa kali handshake sama Kinal, di handshake ini saya memutuskan untuk memberikan gift dan fanlet. Saya memutuskan itu karena beberapa minggu sebelumnya, saya bermimpi tentang Kinal dan mimpinya itu benar-benar bermakna buat saya. Jadi saya pikir ini waktu yang tepat untuk saya memberi Kinal gift. 

Setelah mengantre di tempat registrasi, saya masuk tempat handshake dengan perasaan yang berdebar-debar. Lebih berdebar-debar dibanding sama Nobi :)
Saya lalu mencari bilik Kinal, tapi ternyata papannya gak ada. Waduh...
Tapi karena dipandu oleh rindu (caelah) akhirnya saya bisa nemu bilik Kinal.

Antrean di bilik Kinal lumayan rame, saya ngantri di belakang Mz RomoCorner yang juga oshi nya Kinal. Menit demi menit berlalu...... antrean semakin maju, saya semakin deg-degan :)))) 

Tibalah waktunya.... 

Kinal: Pelaku Bikin Gesrek Maksimal
Saya: Korban Gesrek

PBGM: Haloooo... 
KG: hai Nal... apa kabar? 
PBGM: baik... (sambil senyum, manis banget mz ya salam)
KG: Nal... engg... beberapa minggu lalu aku mimpi Kinal.... 
PBGM: oh ya? Mimpi apa?
KG: (mendekatkan mulut ke kuping Kinal) mimpi $#@$#%#@$@%%^&%&&% (maaf, ini percakapan pribadi, gak mau ngasih tau di sini)
PBGM: HAH? Seriuss?? (ekpresi kaget, bola matanya membesar, khas Kinal)
KGM: iya... makannya aku mau ngasih ini (ngasih gift)
PBGM: wahhh... makasih...
KG: sering-sering dipake yah nal.. 
PBGM: iya insya Allah
KGM: kalo pas pake ini, inget aku yah...
PBGM: wah iya dong, pasti ku inget! 
KGM: ....... (mulai tak sadarkan diri) 
PBGM: oh iya, Al-Qurannya mana?
KGM: engg... (udah mau pingsan)... i.. i... iya nanti yah dibawain. 
PBGM: makasih banyak yah... (sambil ngasih stiker)
KGM: eh iya, ini aku juga mau ngasih ini.. (ngeluarin stiker)
PBGM: wah, apa nih? SindromFXF4? (sambil ketawa)
KGM: dadah Kinal (dadah-dadah sama Kinal)
PBGM: dadahhh....

Muka udah gak jelas. Jidat keringetan. Tatapan mata kosong. Mirip sama gejala ayan level Imba. 
Sumpah.... saya sampe diketawain sama Ludhy pas abis dari bilik Kinal. Ternyata dia sama Mz Romo ngeliatin saya handshake. Ngeliatin sambil ngetawain. Asem.

Sampe luar venue, masih berasa melayang :)

Tapi, stamina masih harus dijaga soalnya ada handshake sesi berikutnya sama Nju. 
Nju yang saya tau, bahaya banget kalo handshake. Mz Lintang juga bilang gitu. 
"Ul, mending sekrup lo kencengin deh sekarang", katanya.
Saya cuma nyengir. 

Di handshake sama Nju ini, saya rame-rame sama Ludhy, Bayu, dan ketua regu Mz Lintang. 
Mz Lintang udah wanti-wanti, "Entar gue maju duluan, terus gue kenalin lo pada sama Nju sebagai pemenang kuis #GaraGaraShania ye".
"Siap mz!" saya jawab dengan lantang layaknya anggota Barung Hijau Pramuka. 

Lewat meja registrasi, masuk ruang handshake, saya langsung ngantri. Paling depan Mz Lintang, Ludhy, saya, dan terakhir Bayu.

Saat tiba giliran Mz Lintang, dia langsung ngomong, "Nju, itu 2 orang yang menang kuisnya. yang depan Ludhy yang belakang Maul", Lintang ngomong sambil nunjuk. Terus setelah udahan si Mz Lintang dengan kampretnya bilang, "Sikat Nju!" abis itu ketawa ketawa.

Giliran Ludhy maju. 

10 detik...
20 detik..
30 detik...

Ludhy balik-balik cengengsan. Gesrek dia.

Tiba giliran saya.

Shania: Pelaku Bikin Gesrek 
Saya: Korban Gesrek

PBG: Haiii! Apa kabar?
KG: baik Nju. 
PBG: kak, emang jawab apa sih sampe bisa menang? 
KG: jawabnya, mau adu senyum sama Nju. Manisan siapa. Nju apa aku.
PBG: mana coba sini senyum, ayo ngadu sama aku
KG: (mulai salting) hah... iya... nih.. (sambil senyum).. eh Nju, kedipin aku dong. 

PBG: hah? kedipin? Aku gak bisa ngedip... (tapi mukanya maju ngedeket muka saya)
KG: boong...
PBG: gak bisa... (tapi makin maju....)

dan akhirnya.....

*WINK*

Nju nge-wink di depan saya dengan jarak kurang dari 15 cm. 

PBG: Nju, udah nju.. Ampun... gak kuat....

Nju cuma senyum...

PBG: dukung aku terus yah kak. 
KG: siap!
PBG: makasih kak! (sambil ngasih stiker)
KG: nih Nju (sambil ngasih stiker)
PBG: apa nih? (sambil senyum)
KG: pokoknya di kepoin yah. 
PBG: hah? Kepoin? Iya deh..
KG: dadah Nju
PBG: dadahh....

Mz Lintang kampret telah membawa saya masuk ke jurang Shania Junianatha. 
Di wink dari jarak dekat, saya nyerah deh.

Pas diceritain pengalaman handshake sama Nju, Mz Lintang cuma cengar-cengir angkuh.
Asem.

Abis itu keluar lagi. Ngobrol-ngobrol dan ketawa-ketawa bareng lagi. Sama sekali gak nikmatin yang ada di panggung. Hehehe.

Selesai semua sesi, saatnya mini concert. 
Mini concert di handshake kali ini asik. Soalnya ada tribun gitu jadi kita berasa nonton konser beneran. Konsernya sendiri seru. Member bawain lagu baru dan pengumuman-pengumumannya pun gak terduga. Momen paling seru pas Haruka maju dan ngomong sesuatu. Kirain mau graduate atau pulang ke AKB48 dia, gak taunya ngumumin sub-unit baru JKT48. Sub-unit pertama nya JKT48! Ihiyyyy!

Kelar handshake, pulang dengan perasaan yang sumringah. 
Di mobil sambil nganterin temen-temen pulang, kita ngobrol lagi tentang pengalaman masing-masing. Hampir semuanya bilang handhsake kali ini gesreknya parah :)) 

Saya juga ngerasa gitu sih...
Saya pikir kegesrekan saya sudah selesai.
Tapi Semesta berkata lain...

Pas lagi ngisi bensin, si Teguh teriak, "YAHH KELAR UDAH.... gift lo di share Kinal PALING DEPANNN......"

Saya langsung kehilangan kendali, "Mana coba sini liat manaaaaa......" 

Liat foto yang di share Kinal. 

KELAR.

Kinal yang saya tau, hampir gak pernah nge-share gift kalo abis handshake. 
Tapi kali ini.....
.........
..........
..........

Gak tau ah. Gak bisa ngomong lagi.

Handshake kali ini emang yang paling brutal. 

Brutal menyenangkannya :)




















Saturday, November 15, 2014

Untukmu yang tak Pernah Hilang Dilarut Waktu

Semalam... kamu datang.
Lewat alam bawah sadarku.
Kamu yang sudah terlalu lama ada di hidupku.
Tak pernah lepas. Walau sudah mencoba.
Tak pernah hilang. Walau sudah menjauh.

Kamu datang.
Saat aku sedang mempertanyakan apa artinya cinta.
Waktunya tidak tepat. 
Karena saat ini aku sedang berusaha mencari sinar ku sendiri.

Hanya lewat 1 mimpi.
Hariku goyah. 
Sebegitu hebatkah pesona mu?
Hingga aku tak berdaya.
Bagai ombak yang hanya bisa pasrah dihempas sang angin.

Jujur saja, aku tidak suka.
Karena pasti sosokmu, akan bertahan lama di benakku.
Lengket seperti benalu.

Ya sudah. 
Biarkan ku pendam ini sampai nanti.
Sampai waktu yang fana menunjukkan jalan.
Sampai nanti saat takdir berpihak padaku.
Mungkin.


Sayangku....
Aku rindu.






Monday, May 26, 2014

Karena Mimpi yang tanpa Proses, adalah Mimpi Palsu

Hidup memang penuh kekecewaan. Semakin beranjak tua, semakin banyak kekecewaan yang kita alami. Ketika kita kecil, dunia yang kita hidupi adalah dunia yang ideal. Semakin kesini, kata ideal sepertinya sangat sulit untuk diucap. Kita harus kompromi untuk ratusan bahkan ribuan hal. Dari yang remeh, sampai yang esensial. Ketika manusia tidak bisa mencapai apa yang sesungguhnya dia inginkan, maka yang dihasilkan hanya kekecewaan. Kita memang hidup untuk kecewa.

Namun saya mengerti satu hal, ada sebuah ruang pada diri kita, dimana ruang tersebut adalah ruang milik kita sendiri, dan hanya milik kita. Ruang yang membuat kita terus saja berjalan, menuju satu titik. Bahkan ruang itu juga bisa menjadi titik. Ruang itu, mampu menahan kita tetap tegak, meninggalkan hantaman-hantaman kekecewaan yang sudah kita terima. Ruang itu adalah sanctuary, tempat dimana kita bisa bersandar seutuhnya. Saya menyebut ruang itu sebagai MIMPI.

Kekecewaan saya tak terhitung. Mungkin setara dengan jumlah pasir di pantai. Dari yang remeh sampai yang serius. Kekecewaan terbesar dalam hidup saya adalah belum bisa memberikan kebanggan pada orang tua. Saya masih sering merepotkan mereka. Saya belum jadi apa-apa, padahal umur saya semakin beranjak.

Mimpi saya adalah sesuatu yang membuat saya bisa tetap menjalani hidup. Kekecewaan boleh saja menghampiri saya setiap detik. Tapi saya bisa pastikan 1 hal, bahwa mimpi saya lebih besar dari kekecewaan saya. Ketika saya gagal dalam suatu hal, saya akan segera bangkit. Saya akan berteriak sekuat tenaga, menjatuhkan setan-setan pesimisme yang bersemayam dalam diri saya. Biar bagaimanapun, saya gak akan membuat kegagalan merenggut mimpi saya.

Kebahagiaan bagi saya, salah satunya, adalah saat saya bisa menjadikan mimpi saya menjadi nyata.
Selama 25 tahun saya hidup, hanya 1 kali saya berhasil melakukannya. Tapi 1 momen ini, buat saya adalah sebuah tonggak, sebuah capaian besar. Membuat saya berpikir kembali dengan sudut pandang yang berbeda.

Punya mimpi dan berhasil mewujudkannya, memang nikmat luar biasa.
Beruntunglah bagi para pemimpi yang telah berhasil menggapai mimpinya. Sensasi berdebar - debar ketika tahu yang diimpikan akan jadi kenyataan, nikmatnya......... tak terhingga.
Tapi, ternyata saya baru merasakan bahwa jalan untuk menggapai itu semua adalah sesuatu yang sama nikmatnya.

PROSES. Intinya disitu.

Saya bahagia minta ampun saat bisa mewujudkan mimpi masa kecil saya: pergi ke Jepang.
Selama 8 hari saya menjelajah Jepang, saya seperti hidup di dunia yang berbeda dan saya gak mau balik ke realita.

Tapi, prosesnya juga penting untuk saya.
Setiap hari googling nyari informasi, nanya - nanya forum, ngitung bujet dan nyamain dengan kemampuan finansial, ngerasain pertama kalinya bikin Visa, ribetnya urusan itenerary, deg - degannya pas ngambil Visa, mati - matian nabung tiap bulan, sampai ngubrak - ngabrik baju musim dingin di Pasar Senen.
Saya menikmati sekali setiap bagian kecil yang membawa saya sampai ke mimpi saya.

Saya yakin bagi mereka yang telah berhasil mewujudkan mimpinya, pasti ingin mengejar mimpi yang lain. Yang lebih besar. Bukan untuk membuktikan sesuatu pada orang lain, tapi hanya ingin merasakan sensasi yang sama. Sensasi mimpi yang akhirnya terwujud melalui proses yang tidak mudah, tapi tetap menyenangkan.

Maka, untuk itu, saya berusaha mengejar mimpi berikutnya. Mimpi yang buat saya bukan lebih besar, tapi PALING BESAR.

Mimpi terbesar dalam hidup saya adalah pergi ke Old Trafford.

Adalah ulang tahun ke-8 saya pada 1997 yang mengawali semua. Saat itu saya meminta kado pada Mamah, sebuah jersey Manchester United musim itu, serta sepasang sarung tangan kiper. Alasannya, saya melihat di TV ketika Man United bermain dan saya jatuh cinta dengan mereka. Sesederhana itu. Sejak saat itu hingga sekarang, 17 tahun lamanya, 3/4 dari jumlah usia saya, saya habiskan dengan mendukung Manchester United. Cinta memang aneh.

Sudah menjadi sebuah hukum alam bahwa sebuah mimpi yang besar, prosesnya pasti lebih besar. Tahun 2010, ketika saya mulai kerja dan punya penghasilan sendiri, saya mulai mengaktifkan mimpi saya ke Old Trafford. Sejak saat itu sudah ada beberapa tahapan yang sudah saya alami: nempel poster Old Trafford di kamar buat motivasi - cari info dan bujet - nabung - uang tabungan dipake buat yang lebih penting - nabung lagi - ikut kuis hadiah ke Old Trafford - kalah terus - cari tempat kerja yang berhubungan dengan Manchester United - sempet interview - gak diterima - mulai nabung lagi - TO BE CONTINUED

Saya belum berhasil mewujudkannya, tapi saya sangat menikmati tiap jengkal prosesnya.

Maka, saat saya lihat twit tentang lomba nulis untuk bisa ke Inggris, ya udah saya coba saja.
Karena menurut saya, ini bagian dari proses yang harus saya jalani untuk bisa ke Old Trafford.
Jikapun saya tidak menang, saya tidak akan terlalu kecewa. Justru nantinya, tulisan di blog ini akan jadi sesuatu yang nostaljik saat saya sudah benar - benar bisa mewujudkan mimpi saya ke Old Trafford. Pasti saya senyum - senyum sendiri pas bacanya.

Saya yakin sekali kalo yang ikut lomba ini banyak banget.
Tulisannya banyak yang lebih menarik dari saya.
Teknik nulisnya banyak yang lebih bagus dari saya.
Jumlah tulisannya banyak yang lebih banyak dari saya.
Niatnya banyak yang lebih kuat dari saya.
Alasannya banyak yang lebih asik dari saya.

Sementara saya?

Saya cuma ingin sekali lagi berjuang untuk mimpi, dan dengan menulis ini, adalah salah satu proses dalam mewujudkan mimpi terbesar saya.
Dan saya sangat menikmatinya.

Udah. Gitu doang. Sesederhana itu.

Tapi, bukannya itu yang paling penting ya?


Untuk Wanita yang masih dalam Genggaman Tuhan

Teruntuk kamu, wanita yang akan jadi terang dalam hidupku.
Maaf, aku masih belum bisa menemukanmu.
Karena sesungguhnya pun, aku belum tau kamu siapa dan dimana.
Saat ini, kamu terlalu misterius.

Teruntuk kamu, yang akan membuatku jadi lelaki yang lebih baik,
maafkan aku yang tak pernah menyebut namamu dalam doaku.
Bukan karena aku sombong, atau tak membutuhkanmu.
Bukan juga karena kamu tidak berharga bagi hidupku.
Tapi, ini keegoisanku. Aku punya prinsip.
Tuhan tahu itu.

Aku lelaki, dengan berbagai mimpi.
Mimpi besar, mimpi kecil, mimpi yang belum terucap, semua ada di kantong mimpiku.
Yang terbesar, tentu, mimpiku untuk pergi ke Old Trafford.
Alasanku tak pernah mencarimu adalah karena aku ingin mewujudkan mimpi terbesarku dulu.

Aku tak punya muka untuk berhadapan denganmu, sebelum mimpi itu kuwujudkan.
Karena sayang, bagiku, lelaki macam apa yang tak bisa mewujudkan mimpinya namun berani untuk meminangmu.
Untuk menanggung mimpinya saja aku belum mampu. Apalagi menanggung hidupmu.
Mustahil aku bisa mewujudkan bahagia kita, jika aku belum bisa mewujudkan bahagiaku sendiri.
Sungguh, aku tak sanggup, sayang.

Mungkin, mungkin saja, ini teori yang terlalu berani.
Mungkin saja kamu aku temukan, di waktu yang sama saat aku mewujudkan mimpiku tadi.
Mungkin kamu kutemukan saat pipi ini basah oleh air mata setelah melihat Old Trafford dengan mata kepala sendiri.
Disana kita bertemu, kita mengenal, lalu saling tersipu satu sama lain.
Mungkin. Sekali lagi, hanya mungkin.

Aku akan berusaha. Sekuat tenaga.
Karena aku juga tak mau kau menunggu lama.
Aku takut Tuhan berubah pikiran, lalu menjodohkanmu dengan orang lain.
Lalu hidupmu malah berakhir dengan penyesalan, karena menunggu aku yang tak kunjung datang.

Jadi sayang, saat ini kubiarkan kau yang masih dalam genggaman takdir Tuhan.
Lalu aku berjanji, akan menjemputmu.
Tunggu aku, sayang.
Setelah aku menyelesaikan apa yang harus ku selesaikan,
akan kujadikan kamu wanita paling berbahagia di alam semesta.

Salam kemuliaan,
aku yang masih harus berusaha mengejar mimpi,
Maulana Fadilah.






Saturday, February 8, 2014

Negeri Fantasi dan Mimpi-Mimpi yang (mulai) Terwujud

Dahulu ada seorang anak kecil.
Ia suka sekali membaca. Komik adalah favoritnya.
Saat itu komik-komik yang berasal dari Jepang mulai menjamur di Indonesia, beriringan dengan kartun, serial Baja Hitam, yang juga berasal dari negeri yang sama..
Dari situlah ia pertama kali mengenal Jepang.

Ia suka menonton, tapi ia lebih suka membaca.
Ia selalu antusias jika kedua orangtuanya mengajaknya ke mal.
Karena disitu ada toko buku, dan ia sering diberi uang untuk membeli komik yang disuka. 
Maka, anak kecil ingusan itu banyak menghabiskan waktunya dengan membaca komik seperti Doraemon, Dragon Ball, KungFu Boy, Shoot!, Kobo Chan, dan Offside.
Hari-hari dilaluinya dengan berbagai macam petualangan dari komik yang ia baca.

Jepang sebagai sebuah negeri, baginya adalah dunia yang sama sekali berbeda.
Dari komik-komik yang dibacanya, ia selalu membayangkan negeri itu adalah negeri yang magis. Penuh dengan fantasi. 
Dari komik ia mengetahui bahwa negeri itu berisikan orang-orang yang ramah, dan memiliki berbagai macam kebudayaan yang menarik, tempat yang seru, dan makanan yang lezat.
Seringkali ia membayangkan asiknya jika suatu hari nanti ia benar-benar dapat berkunjung disana dan membuktikan apa yang sering ia baca dalam komik.
Namun, ia selalu menganggap itu hanya mimpi kosong saja, hampir mustahil baginya untuk bisa kesana.
Tapi ia tetap menyimpan mimpi itu di dasar hatinya.

******************************************************************************

16 tahun berlalu, anak kecil itu kini telah tumbuh dewasa.
Banyak hal berubah, tapi tentu saja banyak pula yang masih sama seperti dulu, saat ia kecil.
Ia masih suka membaca. Komik masih jadi favoritnya.
Sama seperti saat ia kecil, mimpi untuk ke Jepang tetap menyala di hatinya.

Saat ini ia sedang sibuk di depan komputer. 
Memilih-milih foto yang akan ia upload di akun Facebooknya.

Momen dalam foto itu adalah momen yang spesial,
momen-momen selama ia ada di Jepang.

Ya, mimpinya sebagai anak ingusan 16 tahun yang lalu, akhirnya nyata.
Negeri yang ia dambakan akhirnya berhasil ia sambangi.
Tanahnya ia injak. Udaranya ia hembus. Keindahan dan segala daya magisnya ia serap dengan penuh sukacita.
Selama 8 hari, ia seperti hidup dalam dunia yang berbeda. Dunia mimpi.
Namun bedanya, kali ini ia tak perlu menyubit pipinya keras-keras untuk terbangun.

Mimpi anak itu mulai terwujud.
Mungkin ini saatnya mengembangkan sayap dan mewujudkan mimpi yang lain.

"Old Trafford!!!" 
Gumam anak itu dalam hati.








Saturday, November 30, 2013

Mamah Saya Kelas Dunia

Nama saya Maulana Fadilah.
Saya hanya orang yang biasa-biasa saja.
Dalam strata sosial masyarakat, saya menempati urutan bawah.

Medioker.

Ya, banyak sekali hal dalam diri saya yang kelasnya medioker.

Tampang?
Medioker.

Sifat?
Medioker.

Nyali?
Medioker.

Prestasi?
Gak pernah menang apa-apa, bahkan di lomba 17-an. (Medioker!)

Pekerjaan?
Medioker (Kemampuan dan gajinya juga medioker)

Duit?
Medioker.

Selera berpakaian?
Medioker.

Kendaraan?
Cuma punya motor. (Medioker!)

Tempat tinggal?
Medioker. (Maap warga Ciledug, tapi Ciledug emang medioker)

Handphone?
Gak punya Samsung Galaxy S4, apalagi iPhone (Medioker!)

Pacar?
Medio...ehmm... boro-boro. Belom punya pacar malah.

Hidup?
Ya ini mah udah jelas, medioker!

Tuh liat. Saya itu emang kelasnya medioker.
Hampir gak ada sesuatu yang bisa saya banggakan dalam hidup saya.
Kecuali 1 hal.
Saya punya 1 hal saja yang sama sekali bukan berkelas medioker.

Itu adalah Mamah saya.

Mamah saya kelasnya kelas dunia.

Sabarnya?
Kelas dunia.

Baiknya?
Kelas dunia.

Pengertiannya?
Kelas dunia.

Ikhlasnya?
Kelas dunia.

Keinginanya untuk gak bikin anak-anaknya repot dan khawatir?
Kelas dunia.

Cerewetnya?
Kelas dunia. (Hmm... setelah dipikir lagi, untuk yang 1 ini kelasnya udah kelas dunia-akherat)

Cuma 1 hal aja dari Mamah yang gak kelas dunia.
Kemampuan masaknya. Hehehe.
(Tapi kalo dipikir-pikir lagi, kalo Mamah jago masak hampir bisa dipastikan saya akan memegang rekor sebagai orang tergendut di dunia.
Gak jago masak aja saya udah gendut gini)

Ya begitulah.
Hampir seluruh hal dalam hidup saya kelasnya medioker.
Tapi Allah masih baik banget lho sama saya.
Di tengah kemediokeran hidup saya, Beliau menitipkan seseorang yang terbaik.
Seseorang yang bisa saya banggakan. Bukan karena hartanya, bukan karena jabatannya, bukan karena popularitasnya, tapi karena cinta dan kesungguhannya merawat dan menjaga saya sampai sekarang.
Jika saya boleh memilih orangtua, saya tidak akan memilih siapa-siapa selain orangtua saya.
Mamah dan Bapak saya.

Hari ini Mamah saya yang berkelas dunia itu ulang tahun.
Tapi saya hanya bisa memberinya ucapan selamat, kue ulang tahun, dan tulisan ini.
(Tulisan yang lagi-lagi, medioker)

Selamat ulang tahun ya mah.
Semoga Mamah selalu sehat, panjang umur (biar bisa liat aku jadi orang hebat), diluruskan terus jalannya, dimudahkan segala kesulitannya, dan yang paling penting: bahagia dunia-akherat.
Terimakasih untuk selalu jadi terang dalam hidup saya.

Nama saya Maulana Fadilah.
Saya orang yang biasa-biasa saja.
Tapi saya punya Mamah yang luar biasa.





Saturday, November 2, 2013

2 November yang Tak Pernah Sama

Pernahkah kamu sengaja mengingat dengan detail tentang suatu momen, atau kejadian yang sudah terjadi sebelumnya?
Saya tidak pernah. Karena saya memang tidak punya ingatan yang baik.
Jika sedang bernostalgia dengan kenangan yang lalu, saya hanya mampu mengingat beberapa elemennya saja, tidak pernah sepenuhnya.

Hari ini, 1 tahun yang lalu, apa yang kamu lakukan? Apa yang terjadi di hari itu?
Mungkin kamu tidak akan pernah mengingatnya.

Bagi saya, 2 November semestinya menjadi hari yang biasa-biasa saja.
Tanggal 2 November bukan tanggal yang istimewa. Sama seperti tanggal 3 Januari, 8 Oktober, dan lain-lain.
Tidak ada Hari Raya yang jatuh pada tanggal 2 November. Tidak pula libur nasional. 
Tanggal 2 November selalu berlalu begitu saja, tanpa ada ingatan dan kenangan khusus tentangnya. 

Tapi, hal ini berubah sejak 1 tahun lalu.
Bagi saya, tanggal 2 November mendadak menjadi sebuah hari yang paling saya ingat. Sebuah hari yang spesial.
Lebih dari ratusan hari lain yang berserakan dengan bebas dalam ruang memori di otak saya.

Karena pada tanggal inilah, 1 tahun yang lalu, saya kehilangan seorang Bapak.

Saya yang tidak punya ingatan yang baik ini, mendadak mampu mengingat satu per satu, ruang dan waktu, detail demi detail, tentang kepergian Bapak.
Ingatan ini berkerak dalam otak, dan perlahan mulai menjadi sesuatu yang sakral untuk saya.

Begitu menakjubkannya sistem kerja otak manusia, hingga 1 kejadian saja mampu mengubah pandangan seseorang tentang sebuah hari.
Setelah 24 tahun saya hidup, ribuan hari telah saya jalani, hari yang biasanya tak pernah jadi hari yang saya ingat, kini berubah menjadi segalanya.

365 hari yang lalu, untuk terakhir kalinya saya kecup wajah Bapak, sembari bersumpah di telinganya bahwa saya bertekad akan jadi orang yang akan membuatnya bangga. Saya akan hidup dengan berani dan tidak akan mempermalukan Bapak.

Begitu banyak yang saya akan saya lalui, begitu banyak momen yang akan saya kenang.
Namun, diantara ribuan hal yang saya bisa ingat dalam otak saya, memori tentang Bapak akan selalu muncul menjadi yang utama, dan itu akan selalu saya jaga.
Karena ketika seseorang pergi untuk selamanya, ia hanya akan hidup dalam ingatan orang-orang yang mencintainya.

Kini, 2 November takkan pernah lagi jadi hari yang sama.

Sunday, August 18, 2013

Dibalik Fenomena JKT48

J! Joyful!
K! Kawaii!
T! Try to be the best!
JKT48 yeah!!

Sorak sorai itu telah hadir sejak 2011 lalu. Tapi, sekarang semakin terdengar lantang, luas, dan massal.

JKT48.

"Paling cuma cewe-cewe cantik pake rok mini terus nyanyi sambil joget-joget di atas panggung!"Itulah respon yang seringkali saya terima dari orang-orang yang saya tanyakan pendapatnya tentang JKT48.

Tidak sepenuhnya salah sih. Hanya saja mereka belum mengenal JKT48 lebih dekat. Seperti kata pepatah yang ada sejak jaman Gajah Mada masih sering jajan gorengan: "Tak kenal maka tak sayang". Saya memutuskan untuk mengenalkan mereka dengan cara saya sendiri.

Tulisan ini cuma pengen mengungkap rahasia dibalik fenomena JKT48. Ada sesuatu yang menarik untuk dibahas, yang (syukur-syukur) bisa jadi wawasan buat kita. Karena ketika nulis ini, saya pun dapet sesuatu yang gak pernah saya dapetin sebelumnya.

Jadi, ini saatnya mengenal lebih dekat JKT48.

Apa sih JKT48?

JKT48 adalah idol group yang berafiliasi dengan AKB48 di Jepang. Dibentuk oleh Yasushi Akimoto, JKT48 diperkenalkan sejak November 2011. Group ini terdiri dari 51 gadis remaja yang terbagi dalam 3 tim, Tim J, Tim K, dan Tim Trainee.
Idol group bagi sebagian orang tidak memiliki perbedaan dengan girlband. Same concept, different name. Namun menurut saya pribadi, ada 1 perbedaan mendasar antara idol group dan girlband.

Yang pertama, girlband/boyband ketika melakukan debut di industri, idealnya sudah terlebih dahulu dilatih dengan keras. Para anggotanya dituntut untuk menguasai teknik vokal dan menari dengan baik. Selain itu mereka juga dituntut untuk terlebih dahulu menguasai tata cara berbicara di depan publik. Karena itu ketika mereka melakukan debut sebagai girlband, mereka sudah dapat menampilkan nyanyian, tarian, penguasaan panggung, dengan baik. Istilahnya, girlband itu produk yang udah "jadi".

Nah, kebalikannya dari girlband, idol group itu produk yang belum "jadi". Mereka masih jauh dari sempurna, baik dalam teknik bernyanyi, menari, maupun saat berbicara di depan publik. Namun, seiring bertambahnya waktu dan pengalaman, skill dan teknik mereka pun pasti berkembang.

Lanjutttt.......

Kelebihan pertama dari JKT48 adalah, mereka diposisikan bukan hanya sebagai sebuah grup musik. JKT48 diposisikan sebagai sebuah brand, ya, brand seperti Nike, Pepsi, Samsung, dll. sehingga mereka memiliki sebuah manajemen yang lebih baik, lebih matang, dan dipikirkan untuk jangka waktu yang panjang. Walaupun saya akui manajemen JKT48 masih banyak kekurangan, tapi konsep pemasaran mereka pasti lebih terarah dibanding grup musik biasa.

Sebagai sebuah brand, penting untuk memiliki diferensiasi. Karena dari sinilah opini seorang konsumen akan terbentuk. "Kalau JKT48 sama dengan yang lain, maka dimana letak keistimewaannya? Untuk apa saya menyukainya? Toh sama aja dengan yang lain! Gak seru!"

JKT48 sebagai sebuah brand, telah memiliki diferensiasi yang membuat mereka istimewa. Apa aja sih?

1. The Golden Rule of 48 Family.

Tidak seperti girlband lain, JKT48 sebagai idol group yang menjadi keluarga dari AKB48, SKE48, HKT48, NMB48, dan SNH48 memiliki peraturan sendiri yang dinamakan Golden Rule.
Peraturannya apa aja?




Golden Rule ini tentu saja tidak dimiliki oleh girlband lain di Indonesia.

2. JKT48 Theater

JKT48 memilih untuk lebih banyak tampil off air untuk mendekatkan diri dengan fansnya. Karena itu, saat ini mereka memiliki sebuah tempat yang digunakan sebagai tempat mereka tampil rutin hampir tiap hari, JKT48 Theater. Berlokasi di Fx, sebuah mall yang ada di daerah Sudirman, Jakarta Selatan. Selain untuk tampil, JKT48 Theater juga merupakan tempat mereka menjual berbagai macam merchandise yang berhubungan dengan JKT48.
JKT48 Theater itu kayak "tempat ibadah" bagi para fan.


JKT48 adalah satu-satunya grup musik yang memiliki tempat permanen untuk mereka tampil.

3. Eksklusifitas

Coba googling foto-foto JKT48. Anda akan menemukan banyak foto mereka di panggung, tapi akan sangat sulit menemukan foto mereka dengan baju kasual bersama satu atau dua orang fan. Mengapa? Karena seluruh member JKT48 dilarang berfoto dengan fan. Fan hanya bisa berfoto dengan idolanya pada acara-acara resmi JKT48. Itupun tidak boleh hanya dengan 1 member saja.

Eksklusifitas. Inilah yang dijaga dengan baik oleh JKT48.
Member tidak boleh foto sembarangan dengan fans, tidak boleh memberi tanda tangan seenaknya, dan lain-lain. Semua itu hanya bisa didapat pada acara-acara resmi JKT48.

Di JKT48 Theater pun, eksklusifitas ini tetap dijaga dengan baik. Fan tidak boleh memotret ruangan-ruangan di dalam JKT48 Theater. Saat teater dimulai pun, fan tidak boleh memotret dan merekam penampilan mereka di panggung.

Semakin eksklusif, maka akan menimbulkan semakin besarnya keinginan untuk mencoba sendiri sesuatu yang ditawarkan oleh JKT48. Terutama untuk Teater. Disini mereka menjual sebuah pengalaman baru, "Apa sih rasanya nonton Teater?", "Teaternya kaya gimana yah? Bagus gak? Luas gak?", "Orang-orang yang nonton kaya apa sih?". Karena ekskulusifitas JKT48 Theater, pertanyaan-pertanyaan tadi hanya bisa dijawab langsung jika kita mengunjungi JKT48 Theater sendiri. Pengalaman yang dirasakan saat di JKT48 Theater akan menimbulkan efek ketagihan. Karena menarik dan tidak dapat ditemui di tempat lain.

Sekarang pertanyaannya, mengapa JKT48 bisa sangat sukses?

Menurut saya ada beberapa alasan kenapa JKT48 menjadi begitu fenomenal. Apa aja alasannya?
Mari pindahkan mata Anda ke beberapa paragraf tulisan di bawah.

1. Lovely Girls with Attitude and Desire

Sebagai sebuah brand, penting untuk memiliki packaging yang indah dan memanjakan mata. Karena itulah semua anggota JKT48 memiliki penampilan fisik yang menawan. Tapi..... itu belum cukup. Selain fisik yang cantik, member JKT48 juga punya sifat dan karakternya masing-masing. Ada yang childish, tegas, manja, bijaksana, galak, wah pokoknya macem-macem! Selain itu, mereka juga punya sesuatu yang mereka perjuangkan: mimpi mereka.


Tampilan menawan + attitude + perjuangan meraih mimpi = packaging yang sempurna.


2. A Whole New Concept

Dalam pembahasan ini saya akan membagi menjadi 3 poin yang berbeda. Yaitu:

  • Konsep Grow Up with Fans
          Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, JKT48 merupakan sebuah idol group yang terdiri dari talenta-talenta yang masih perlu diasah. Mereka belum jadi. Mereka membutuhkan proses untuk manjadi idola yang sesungguhnya. Disinilah fans punya peranan penting. Fans bisa langsung melihat dengan nyata progres yang mereka capai dan terus memberi dukungan. Mereka tumbuh dan berkembang beriringan dengan dukungan yang mereka dapatkan. Ada hubungan yang saling melengkapi diantara idola dan fansnya. Melihat proses seseorang untuk menjadi bintang, tentu berbeda dengan melihat seseorang yang telah menjadi bintang. Ada sebuah keterkaitan yang muncul ketika melihat seseorang yang tadinya bukan siapa-siapa, tumbuh menjadi seorang idola yang dielu-elukan namanya. 


  • Konsep Idol You can Meet
          Tidak seperti musisi/girlband/grup musik lain, bertemu dengan member JKT48 bukanlah sesuatu yang susah-susah banget. Kalo mau ketemu member kita bisa langsung ke Teater JKT48 (meskipun untuk nontonya harus bayar). Di Teater, interaksi dengan para member terbangun dengan nyata. Saat mereka perform, mereka akan dengan sangat ramah menyapa fans yang datang. Dalam setiap performnya, member pun membuat sesi tanya jawab dengan topik yang bermacam-macam. Setelah selesai perform pun ada 1 sesi khusus yang bernama sesi high touch. Semua member akan melakukan tos dengan fans yang hadir. Disinilah kedekatan secara personal bisa terjalin. Karena fans bisa langsung berinteraksi dengan member.



  • Konsep The Academy of Showbiz
          JKT48 adalah tempat yang pas untuk mengembangkan talenta para membernya. Disini member berjuang untuk meraih mimpi. Di JKT48 para member juga diajari keahlian yang berhubungan dengan dunia entertainment. Mereka tak hanya belajar menyanyi dan menari saja, tapi juga melakukan photoshhot, menjadi MC, akting, bintang iklan, dll. JKT48 adalah sebuah "sekolah" yang tepat untuk menjadi seorang idola yang komplit. Karena itu di 48 Family jika seorang member ingin keluar dari grupnya, maka disebut graduate. Member juga mendapatkan sebuah sertifikat dari 48 Family, dan akan dibuatkan upacara kelulusannya sendiri. Di 48 Family, setiap member pasti akan graduate, cepat atau lambat, tergantung pada keputusan 2 pihak yaitu si member itu sendiri dan Yasushi Akimoto sebagai bos-nya 48 Family.


Keunikan konsep ini adalah sesuatu yang sangat fresh di industri musik Indonesia. Sesuatu yang fresh akan menimbulkan keingintahuan yang besar bagi calon konsumen. Mereka akan mencari informasi, mengulik lebih jauh, sampai akhirnya tertarik dan jatuh cinta dengan apa yang ditawarkan JKT48.

Sementara itu, Poin 1 dan 2 mampu menciptakan sense of belonging yang kuat diantara idola dan fansnya. Sebuah ikatan yang erat dan saling menguntungkan. Sense of belonging adalah syarat mutlak yang harus dimiliki sebuah brand untuk bisa sukses!

3. Selling Stuff with Benefit

Ketika industri penjualan CD musik di Indonesia sedang lesu, JKT48 menggebrak dengan penjualan yang tinggi. JKT48 sejauh ini telah mengeluarkan 1 album (Heavy Rotation), 2 single (River dan Yuuhi wo Miteiruka), dan 1 DVD Pajama Drive.
Penjualan Heavy Rotation sejauh ini udah tembus kira-kira 70 ribu keping. Sementara River 15 ribu keping. Untuk Yuuhi dan DVD Pajama Drive saya gak nemu datanya.

Ada alasan kenapa album mereka laris manis ditengah era digital dan pembajakan sekarang.

JKT48 mampu menciptakan reason to buy bagi para fansnya.

Mereka tak hanya menjual CD saja, tapi selalu ada bonus yang mereka sematkan untuk memanjakan fans. Dalam setiap penjualan, JKT48 selalu menyajikan dalam 2 versi. Versi Teater dan Versi General.

Paket CD Versi Teater terdiri dari: 1 CD + foto member (random) + tiket handshake. 
Sementara CD Versi General terdiri dari: 1 CD + 1 DVD + 1 foto member (random).

Biasanya fans yang fanatik akan membeli lebih dari 1 CD karena ingin mendapatkan bonus berbeda di setiap versi. Bahkan ada fan yang beli sampe 20, 30, bahkan 50 keping.

Setiap versi punya keistimewaannya masing-masing dan tentu saja kalo fan beli CD bajakan, dia gak akan terima bonus yang ada di CD original.

Inilah yang membuat penjualan CD JKT48 laris manis.

Sebuah strategi penjualan yang brilian ya?


Selain CD dan DVD, mereka juga menjual produk lain seperti Official Guide Book dengan strategi yang mirip-mirip. Penjualannya? Hmm... sama seperti CD-nya, laris manis!


4. Build Strong Bond through Community

Komunitas memegang peranan penting dalam kesuksesan JKT48. Hal ini tidak lepas dari begitu kuatnya budaya populer Jepang tertanam dalam keseharian orang Indonesia, khususnya target market dari JKT48. Manga, anime, J-Music, cosplay, sampai makanan dan minuman khas Jepang sangat mudah ditemui di Indonesia. Acara-acara berbau Jepang pun telah banyak digelar di Indonesia. Jadi tidak heran lagi kalau sebelum JKT48 hadir di Indonesia pun, orang-orang Indonesia telah keranjingan sama yang namanya budaya populer Jepang. Dari situlah timbul komunitas-komunitas pecinta budaya populer Jepang ini dan mereka bisa dibilang loyal dan fanatik. Salah satu alasan kenapa Akimoto-sensei memutuskan untuk membuat JKT48 adalah karena Indonesia telah memiliki basis fans AKB48 yang lumayan besar dan solid.

Selain itu, manajemen JKT48 juga melakukan 2 hal penting untuk membangun komunitas JKT48.

  • Official Fans Club
          JKT48 telah memiliki fans klub resminya sendiri. Dalam setiap komunitas seperti fans klub ini, kegiatan seperti berbagi info, dan acara kumpul-kumpul adalah hal yang pasti ada. Nah, kentungan jadi OFC adalah kemudahan mendapat tiket teater dan kesempatan untuk ikut dalam event eksklusif OFC itu sendiri. Dengan adanya Official Fans Club, JKT48 sudah berhasil membangun basis fans yang loyal, tinggal dijaga dan dipelihara biar jumlahnya bisa lebih banyak lagi.


  • Merchandising yang niat
          JKT48 membuat dan memasarkan merchandise resminya sendiri. Merchandise JKT48 juga disebut Swag. Swag ini sendiri banyak macamnya. Mulai dari photopack, lightstick, pin, kalender, saputangan, t-shirt, dll (tentu banyak juga Swag yang tidak resmi atau bajakan). Menurut saya Swag resmi JKT48 cukup bagus desain dan materialnya. Layak untuk dikoleksi. 

Terus hubungan swag dengan komunitas apa sih?  Dengan swag yang bagus, fans akan tertarik dan mau membeli serta mengoleksinya. Namun, gak semua fans bisa beli semua swag JKT48, oleh karena itu mereka melakukan tuker-tukeran koleksi. Nah menurut saya salah satu alasan terbentuknya suatu komunitas diluar OFC,  ya karena ada kegiatan tuker-tukeran swag. Saling berbagi informasi tentang swag dan melengkapi koleksi satu sama lain adalah salah satu alasan kenapa komunitas JKT48 ini jumlahnya  banyak banget (kalo gak percaya cari aja akun Twitter/Facebook komunitas JKT48, jumlahnya ribuan).



Nah, saya udah selesai ngejabarin alasan kenapa JKT48 bisa sukses sebagai sebuah brand. Kalau diringkas sih mereka sukses karena 5 hal:

1. Dare to be Different
2. Nice Packaging
3. Unique Concept
4. Selling with Benefit
5. Improve Interest via Community

Kesuksesan  JKT48 bukan karena untung-untungan aja, tapi  gabungan dari konsep yang dikemas berbeda, strategi marketing yang baik dan terintegerasi, dan pasar potensial yang menginginkan sesuatu yang baru. 

Menurut saya JKT48 punya peluang yang besar untuk terus mengembangkan sayapnya, tinggal tunggu waktu aja nih. Saya sih maunya mereka bisa lebih besar dari AKB48, hehehe. 

Sebagai penutup saya mau bilang,