Nama saya Maulana Fadilah.
Saya hanya orang yang biasa-biasa saja.
Dalam strata sosial masyarakat, saya menempati urutan bawah.
Medioker.
Ya, banyak sekali hal dalam diri saya yang kelasnya medioker.
Tampang?
Medioker.
Sifat?
Medioker.
Nyali?
Medioker.
Prestasi?
Gak pernah menang apa-apa, bahkan di lomba 17-an. (Medioker!)
Pekerjaan?
Medioker (Kemampuan dan gajinya juga medioker)
Duit?
Medioker.
Selera berpakaian?
Medioker.
Kendaraan?
Cuma punya motor. (Medioker!)
Tempat tinggal?
Medioker. (Maap warga Ciledug, tapi Ciledug emang medioker)
Handphone?
Gak punya Samsung Galaxy S4, apalagi iPhone (Medioker!)
Pacar?
Medio...ehmm... boro-boro. Belom punya pacar malah.
Hidup?
Ya ini mah udah jelas, medioker!
Tuh liat. Saya itu emang kelasnya medioker.
Hampir gak ada sesuatu yang bisa saya banggakan dalam hidup saya.
Kecuali 1 hal.
Saya punya 1 hal saja yang sama sekali bukan berkelas medioker.
Itu adalah Mamah saya.
Mamah saya kelasnya kelas dunia.
Sabarnya?
Kelas dunia.
Baiknya?
Kelas dunia.
Pengertiannya?
Kelas dunia.
Ikhlasnya?
Kelas dunia.
Keinginanya untuk gak bikin anak-anaknya repot dan khawatir?
Kelas dunia.
Cerewetnya?
Kelas dunia. (Hmm... setelah dipikir lagi, untuk yang 1 ini kelasnya udah kelas dunia-akherat)
Cuma 1 hal aja dari Mamah yang gak kelas dunia.
Kemampuan masaknya. Hehehe.
(Tapi kalo dipikir-pikir lagi, kalo Mamah jago masak hampir bisa dipastikan saya akan memegang rekor sebagai orang tergendut di dunia.
Gak jago masak aja saya udah gendut gini)
Ya begitulah.
Hampir seluruh hal dalam hidup saya kelasnya medioker.
Tapi Allah masih baik banget lho sama saya.
Di tengah kemediokeran hidup saya, Beliau menitipkan seseorang yang terbaik.
Seseorang yang bisa saya banggakan. Bukan karena hartanya, bukan karena jabatannya, bukan karena popularitasnya, tapi karena cinta dan kesungguhannya merawat dan menjaga saya sampai sekarang.
Jika saya boleh memilih orangtua, saya tidak akan memilih siapa-siapa selain orangtua saya.
Mamah dan Bapak saya.
Hari ini Mamah saya yang berkelas dunia itu ulang tahun.
Tapi saya hanya bisa memberinya ucapan selamat, kue ulang tahun, dan tulisan ini.
(Tulisan yang lagi-lagi, medioker)
Selamat ulang tahun ya mah.
Semoga Mamah selalu sehat, panjang umur (biar bisa liat aku jadi orang hebat), diluruskan terus jalannya, dimudahkan segala kesulitannya, dan yang paling penting: bahagia dunia-akherat.
Terimakasih untuk selalu jadi terang dalam hidup saya.
Nama saya Maulana Fadilah.
Saya orang yang biasa-biasa saja.
Tapi saya punya Mamah yang luar biasa.
No comments:
Post a Comment