Monday, May 26, 2014

Untuk Wanita yang masih dalam Genggaman Tuhan

Teruntuk kamu, wanita yang akan jadi terang dalam hidupku.
Maaf, aku masih belum bisa menemukanmu.
Karena sesungguhnya pun, aku belum tau kamu siapa dan dimana.
Saat ini, kamu terlalu misterius.

Teruntuk kamu, yang akan membuatku jadi lelaki yang lebih baik,
maafkan aku yang tak pernah menyebut namamu dalam doaku.
Bukan karena aku sombong, atau tak membutuhkanmu.
Bukan juga karena kamu tidak berharga bagi hidupku.
Tapi, ini keegoisanku. Aku punya prinsip.
Tuhan tahu itu.

Aku lelaki, dengan berbagai mimpi.
Mimpi besar, mimpi kecil, mimpi yang belum terucap, semua ada di kantong mimpiku.
Yang terbesar, tentu, mimpiku untuk pergi ke Old Trafford.
Alasanku tak pernah mencarimu adalah karena aku ingin mewujudkan mimpi terbesarku dulu.

Aku tak punya muka untuk berhadapan denganmu, sebelum mimpi itu kuwujudkan.
Karena sayang, bagiku, lelaki macam apa yang tak bisa mewujudkan mimpinya namun berani untuk meminangmu.
Untuk menanggung mimpinya saja aku belum mampu. Apalagi menanggung hidupmu.
Mustahil aku bisa mewujudkan bahagia kita, jika aku belum bisa mewujudkan bahagiaku sendiri.
Sungguh, aku tak sanggup, sayang.

Mungkin, mungkin saja, ini teori yang terlalu berani.
Mungkin saja kamu aku temukan, di waktu yang sama saat aku mewujudkan mimpiku tadi.
Mungkin kamu kutemukan saat pipi ini basah oleh air mata setelah melihat Old Trafford dengan mata kepala sendiri.
Disana kita bertemu, kita mengenal, lalu saling tersipu satu sama lain.
Mungkin. Sekali lagi, hanya mungkin.

Aku akan berusaha. Sekuat tenaga.
Karena aku juga tak mau kau menunggu lama.
Aku takut Tuhan berubah pikiran, lalu menjodohkanmu dengan orang lain.
Lalu hidupmu malah berakhir dengan penyesalan, karena menunggu aku yang tak kunjung datang.

Jadi sayang, saat ini kubiarkan kau yang masih dalam genggaman takdir Tuhan.
Lalu aku berjanji, akan menjemputmu.
Tunggu aku, sayang.
Setelah aku menyelesaikan apa yang harus ku selesaikan,
akan kujadikan kamu wanita paling berbahagia di alam semesta.

Salam kemuliaan,
aku yang masih harus berusaha mengejar mimpi,
Maulana Fadilah.






No comments:

Post a Comment