Tuesday, May 22, 2012

Pukul 5 Pagi di Sukabumi

Saya selalu suka pagi. Namun sangat benci jika harus bangun pagi. Pagi hari memang diciptakan untuk orang-orang yang ingin menikmati ketenangan.

Saya lebih suka perpindahan malam ke pagi daripada sore ke malam. Karena makna pagi hari adalah menuju terang, bukan sebaliknya. Pagi hari adalah proses hijrah dari gelap menuju terang.  Menuju kemungkinan-kemungkinan baru. Menciptakan harapan-harapan baru. Awal dari pijakan menuju hari yang lebih baik.

Contohnya pagi ini, saya sedang berada di sebuah tempat yang jauh dari hingar bingar kota. Pagi ini, saya sukses menerobos rutinitas harian saya yang tidur Subuh bangun siang, menjadi  tidur malam bangun subuh. Sebuah prestasi tersendiri untuk mahluk malam seperti saya.

Suasana pagi disini, benar-benar membuat saya tenang. Udaranya jauh lebih segar dari Jakarta. Tanpa polusi, tanpa asap Kopaja yang menyebalkan. Sebuah suasana yang sangat jarang saya rasakan di Jakarta.  Ayam berkokok sesuka hati. Burung-burung memamerkan kebolehannya bersiul. Suara air mengalir menambah merdu orkrestasi alam ini. Semua berperan menciptakan harmoni yang tidak saling tindih. Merdu, saling melengkapi, sebuah masterpiece yang diciptakan oleh pengarang paling hebat sejagat raya. Lagi-lagi, saya harus takluk oleh alam.

Ahhhh… pagi ini saya kembali diingatkan Semesta bahwa hidup ini indah. Pagi itu indah. Masih bisa melihat wajah orang-orang yang saya sayangi itu indah. Keindahan seperti ini adalah kebahagiaan kecil dengan makna yang besar. Ya,  memperoleh kebahagiaan itu tak harus sulit dan mahal. Bahagia itu sederhana.

Hati kecil saya tersenyum seraya berkata, “Saya ingin menikmati pagi seperti ini ribuan kali lagi”. 


No comments:

Post a Comment