Karam
Keruh, samar-samar, tak tentu arah.
Aku melaju di tempat yang benar atau salah?
Berdesing, berisik, menderu.
Nampaknya roda kereta sedang bercinta dengan jalurnya.
Aneh, tidak biasa, absurd.
Perasaan ini, Aku rasa mereka sedang mengintip di balik jendela.
Terjun, ke lubang yang paling dalam, hampa.
Saat ini Aku hanya tau satu, lelahku tak sanggup melawan sepiku.
Senja Utama, 22-10-2010. 19.29
Persembahan bagi Para Penerjang Hari
Mereka berlalu lalang menjajakan semuanya...
Kripik tempe, sale' pisang, getuk.
Setiap hari mereka berjuang hebat,
mencari kepingan rezeki di tengah kondisi yang tak pasti.
Lalu, kemana mereka akan melangkah?
Keluar gerbong yang sesak ini?
Atau malah ikut serta ke pemberhentian berikutnya?
Aku tak tahu pasti,
Namun yang bisa kukatakan adalah,
mereka lebih mulia dibandingkan sekumpulan manusia necis di Senayan sana.
Kegigihan mereka tidak akan berhenti.
Bahkan hingga nanti kereta ini tiba di Jakarta.
Karena bagi mereka,
hidup tidak semudah kereta yang jalurnya hanya lurus saja.
Senja Utama, 22-10-2010. 22.25
No comments:
Post a Comment