Jalani dengan cara yang kamu anggap benar. Meski cara yang kamu anggap benar belum tentu benar dan justru banyak salahnya. Tak apa. Salah itu perlu, biar kamu tahu apa yang jadi kebodohanmu, lalu kamu gunakan itu untuk memahami dirimu, memahami kemanusiaanmu.
Jalani hidup sesukamu, tapi jangan sampai caramu menjalani hidup, mengecewakan orang-orang yang percaya denganmu, apalagi sampai mengecewakan orangtua mu. Selalu tempatkan kebahagiaan orangtua mu di tempat teratas, tanpa harus mengorbankan kebahagiaanmu. Semua sudah ada porsinya.
Kalau kamu lagi ngerasa jatuh sedalam-dalamnya, jangan biarkan dirimu terpuruk oleh pekatnya kesedihan. Jadilah lebih peka. Lihat ke atas dan carilah cahaya. Kalau kau tak menemukannya, maka kamu yang harus membuat cahaya itu. Kalau kau tak bisa membuatnya, maka kamulah yang harus jadi cahaya itu. Jangan jalani hidup dengan ketakutan bahwa suatu saat kamu akan jatuh dan tak pernah bangkit lagi. Jatuh dan bangun itu justru yang akan menempamu. Menjadikanmu manusia sebenar-benarnya manusia. Bangkit! Maka disaat kamu sudah ada di puncak, kejatuhanmu tadi hanyalah serpihan kecil dari cerita hidupmu yang besar.
Hidup itu untuk disyukuri, bukan untuk disesali.
Sesungguhnya proses bekerjanya setiap inchi dari tubuhmu adalah karunia dariNya. Napasmu itu adalah udara yang kau pinjam dariNya. Terbukanya matamu di pagi hari adalah atas ijinNya. Semua adalah nikmat yang diberikan untukmu dan itu hanyalah sebagian kecil saja dari kebaikanNya padamu. Bagaimana bisa kamu jadi tak berterima kasih padaNya? Simpan lagi keinginanmu untuk mengeluhi apa yang tidak kamu miliki. Jangan pernah dustai nikmatNya.
Kamu hanya manusia biasa yang penuh dengan kebutuhan dan keinginan. Karena itu, jangan diam saja. lari dan kejarlah itu semua! Gapai semua mimpi dan cita-citamu. Lakukan dengan sekuat tenaga, dengan sepenuh hati, dan konsistensi yang baik. Berpeganglah pada jalanNya. Jalan yang lurus dan di ridhoi olehNya. Karena cara-cara yang kotor, hanya akan membuatmu menjadi manusia yang tak memiliki nilai di mataNya.
Jika kamu sudah berusaha dengan sebaik-baiknya, serahkan sisanya pada Beliau. Tugasmu hanyalah berusaha, urusan jadinya apa, itu bukan kuasamu. Semua keputusan dan takdirNya sudah pasti yang terbaik untukmu. Yakinlah bahwa Beliau adalah sebaik-baiknya pembuat rencana. Karena Beliau tak pernah salah. Kamu saja yang seringkali salah menafsirkan apa yang sebenarnya terjadi. Ikhlas dengan semua yang telah Beliau putuskan. Jangan pernah berputus asa dengan rahmatNya.
--------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------
Malam ini berasa ditegor sama Beliau. Ditegor karena akhir-akhir ini sering mikirin tentang kebutuhan dan keinginan yang banyak (rapihin kamar, beli notebook, beli kamera digital, liburan ke luar kota, nabung, lunasin cicilan, ngasih uang bulanan ke mamah) sementara menurut saya pemasukan saat ini sangat pas-pasan. Kalo gak bisa dibilang kurang.
Bahkan sempet kayak "nagih" apa yang udah saya minta kemarin-kemarin.
"Mana nih kok permintaan saya belum dikabulin sih?", merasa bahwa saya ini manusia paling spesial yang apa-apanya harus selalu dikabulin. Malu. Gak pantes banget manusia secemen saya minta yang enggak-enggak. Astagfirullah hal adzim.
Belum lagi masalah-masalah yang lagi saya hadapi. Walau gak begitu berat, tetep aja nambah beban pikiran yang ujung-ujungnya, bikin males dan gak produktif.
"Kalau gini terus, bisa gawat nih!", gitu kata hati saya malam ini.
Sampai akhirnya abis pulang kerja, tidur-tiduran di kamar sambil buka Twitter.
Saya liat TL seseorang yang lagi nulis tentang kisah hidupnya yang gak tahu kenapa ada kecocokan sama apa yang lagi saya rasain. Sayapun langsung tersentak.
God works in mysterious ways, gitu kata Jaja Miharja.
Coba dibayangin, ketika pikiran saya lagi mikirin hal-hal yang saat ini jadi beban, saya liat TL seseorang di Twitter.
Kebetulan, saya baru follow dia kemarin sore.
Alasan saya follow dia juga bukan karena twit-twitnya sering mencerahkan atau memberi inspirasi, dia bukan akun yang seperti itu. Saya follow dia karena saya mengagumi tulisan-tulisannya tentang sepak bola.
Kebetulan lagi, malam ini, dia tiba-tiba aja gitu nulis kisah hidupnya di TL dan saya kebetulan juga membacanya.
Terlalu rapih untuk sebuah kebetulan, bukan?
Saya merasa bahwa dengan cara inilah, Allah memperingatkan saya.
Dengan cara yang benar-benar tidak saya duga.
Abis baca TL dia, saya cuma bengong, terus mikir.
Hasil bengong -dan sedikit mikir- itulah yang akhirnya saya tuangkan dalam beberapa bait tulisan italic yang ada diatas. Saya anggap tulisan itu adalah pedoman sekaligus jawaban dari Beliau, buat saya.
Dengan tulisan itu, saya bisa dapet solusi, sekaligus petunjuk bagaimana bersikap, jika suatu saat nanti saya ngehadepin masalah yang serupa.
Alhamdulillah, sekarang lebih tenang dan mantap. Semoga semua yang saya lakukan, hasilnya akan menyenangkan.
In shaa Allah.